Kamis, 30 Desember 2010

Warkop Ber-Hotspot Vs Warnet


Kebutuhan manusia akan internet meroket tajam akhir-akhir ini. Warung internet alias warnet selalu ramai akan pengunjung untuk keperluan akses dunia maya. Memang media yang satu ini sangat popular terlebih lagi dengan munculnya fecebook dan twitter. Dua jejaring sosial ini menjadi situs yang ramai diakses baik kalangan muda maupun paruh baya.
Di samping itu kebutuhan akan laptop juga melambung tinggi. Laptop hadir mrnggantikan komputer dengan segala keunggulannya seperti bisa digunakan secara mobile dan fasilitas wifi. Fenomena inilah yang dicoba oleh beberapa pemilik warung kopi untuk menyediakan akses internet guna memikat daya tarik pengunjung. Banyaknya individu yang memiliki laptop dilirik oleh pemilik warung kopi untuk menyediakan akses internet via hotspot. Hasilnya tidak banyak mengecewakan. Menurut hasil wawancara saya dengan beberapa pemilik warung kopi terdapat peningkatan yang cukup signifikan. Pengunjung dapat menikmati secangkir kopi maupun minuman lainnya beserta makanan yang disediakan sembari mengakses dunia maya. Saya mengamati berbagai situs diakses oleh para penikmat warung kopi, namun kebanyakan yang diakses adalah facebook disamping game online.
Fenomena warung kopi berhotspot merupakan persaingan dalam dunia bisnis yang ketat. Dahulunya warung kopi tidak memilik persaingan bisnis dengan warnet, tapi kini mereka bersaing dan berhadap-hadapan dalam memikat pengunjung.
Ketika dianalisis secara lebih mendalam, fenomena tersebut memberikan dampak baik positif maupun negatif.
  • Dampak Positif.
Dampak positif sangat dirasakan oleh para pemilik warung kopi yang ber-hotspot. Dengan fasilitas tersebut mereka mampu meningkatkan pendapatan mereka. Sedangkan bagi pengunjung, hadirnya hotspot di warung kopi memudahkan mereka mendapatkan informasi. Jika dibandingkan dengan menggunakan jasa warnet untuk mengakses dunia maya, fasilitas hotspot di warung kopi relatif lebih murah. Hanya dengan membayar secangkir kopi dan beberapa makanan ringan mereka dapat mengakses dunia maya. Rata-rata dalam warung kopi ber-hotspot, mengenai biaya Rp 1000,00 sampai Rp 2.000,00 untuk sekali menggunakan fasilitas tersebut. Bahkan ada yang tanpa dikenai biaya alias gratis.

  • Dampak Negatif.
Munculnya fenomena ini jelas membuat warnet mendapatkan saingan dalam usahanya. Pengunjung warnet relatif berkurang jika dibandingkan dengan yang sebelumnya. Sehingga muncul dugaan menurunnya pengunjung warnet memaksa pemilik warnet menyediakan layanan “plus-plus”. Saya banyak menemukan warnet, terutama di kota-kota besar, yang antar biliknya dibatasi dengan papan yang tinggi dan bahkan bisa dikunci dari dalam. Diduga banyak para pekerja seks komersial yang menjajakan diri dengan media warnet. Namun diperlukan sebuah pengamatan atau penelitian lebih lanjut untuk menjelaskan fenomena ini, karena masih bersifat dugaan, analisis sementara, dan belum pasti.
Dampak negatif juga terjadi di warung kopi ber-hotspot. Para pengunjung menjadi relatif berkurang interaksinya karena terlalu sibuk dengan dunia maya. Padahal warung mapun sejenisnya seperti angkringan merupakan media yang cocok dalam berinteraksi dengan orang lain.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

wah ternyata copy paste tulisan orang lain...

GST Courses Delhi mengatakan...

That is an extremely smart written article. I will be sure to bookmark it and return to learn extra of your useful information. Thank you for the post. I will certainly return.

Posting Komentar